Di Era serba digital ini, membawa
berbagai dampak positif dan negatif di dunia pendidikan. Dampak Positif
yang dirasakan antara lain lebih memudahkan proses pembelajaran,
Segalabentuk kegiatan manusia lebih cepat dan mudah diakses oleh siapa
saja dengan memanfaatkan teknologi modern yang tengah melanda dunia
kini. Sebaliknya, dampak negatif perkembangan zaman yang demikian pesat
itu juga dapat dirasakan oleh manusia modern, terutama generasi muda
bangsa kita. Dampak negatif itu di antaranya adalah bergesernya
nilai-nilai moral bangsa, menurunnya nilai-nilai kesantunan di kalangan
remaja, hingga merebaknya berbagai tindak kriminal, bahkan pudarnya
semangat membaca.
Dengan memanfaatkan Teknologi siswa
mudah mengakses berbagai bacaan dari internet setiap saat. Dengan mudah
pula mereka berkomunikasi dengan rekannya di mana saja dan kapan saja
melalui handpone dan internet melalui situs sosial seperti facebook,
twitter, dan sebagainya. Kemudahan-kemudahan itu merupakan dampak
perkembangan teknologi dewasa ini. Dampak itu juga bisa menjadi dampak
negatif bagi remaja dan masyarakat jika tidak dibarengi dengan
pengawasan, pengarahan, dan pendidikan yang tepat bagi remaja tersebut.
Kenyataan di atas menumbuhkan kekhawatiran pemerintah dan mayarakat Indonesia umumnya terhadap perkembangan bangsa Indonesia di masa depan. Karakter dan semangat membaca mulai pudar akhir-akhir ini. Hal ini dibuktikan apabila kita berkunjung ke beberapa perpustakaan bahkan ke toko-toko buku terlihat sepi pengunjung, padahal dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, pendidikan budaya dan karakter bangsa dapat dilakukan melalui pembelajaran membaca. Dengan membaca, seseorang akan memperoleh berbagai informasi. Informasi yang diperoleh tersebut dapat memperkaya khasanah pengetahuannya, selanjutnya pengetahuan yang diperoleh tersebut dapat diungkapkan kembali melalui tulisan. Begitu pula dengan menulis, ungkapan pengetahuan atau informasi dalam bentuk tulisan, akan memperkaya pengetahuan dan latar informasi bagi pembacanya.
Melalui membaca, seseorang akan merasakan perubahan dalam dirinya. Karena salah satu fungsi bacaan adalah mampu mempengaruhi orang-orang yang membacanya. Membaca buku bisa mempengaruhi dan atau mengubah pola pikir dan pola tindak seseorang. Seperti diungkapkan Wibowo (2006) bahwa seseorang sudah bisa dikatakan pembaca yang “berhasil”, bila terjadi perubahan dalam dirinya. Perubahan itu mengarahkan seseorang menjadi penulis. Jadi jelaslah bahwa antara membaca dan menulis mempunyai hubungan yang erat. Seseorang yang pandai membaca seharusnya mampu mengungkapkan apa yang dibacanya dalam sebuah tulisan. Selanjutnya, seseorang yang mampu dan pandai menulis disebabkan salah satunya adalah kegemarannya membaca. Informasi yang diperolehnya dari membaca menjadi latar informasi bagi dirinya untuk menulis.
Beberapa penemu ternama seperti Thomas Alva Edison gemar membaca bahkan hasil penemuannya itu di peroleh karena dia gemar membaca, Edison sangat senang mempelajari sesuatu dan membaca buku-buku yang ada. Dari semua yang dipelajarinya, Edison menerapkan pelajaran tersebut dengan cara bereksperimen di laboratorium kecilnya. Edison tinggal di laboratoriumnya, hanya tidur 4 jam sehari, dan makan dari makanan yang dibawa oleh asistennya ke laboratoriumnya. Edison melakukan percobaan dan eksperimen terus menerus hingga penemuan-penemuannya menjadi sempurna, Albert Einstein yang menemukan teori foton cahaya lebih senang belajar mandiri dengan cara meminjam catatan temannya, dan membacanya dan masih banyak lagi penemu-penemu ternama yang gemar membaca. Hal itu menunjukkan bahwa membaca sangat – sangat penting dan sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan maupun masyarakat.
Pudarnya semangat membaca secara tidak langsung akan mempengaruhi karakter siswa, siswa akan lebih senang mengerjakan tugas dengan cara instan, seperti mengerjakan tugas dengan cara mencopy pekerjaan teman bahkan hanya mengupload di intenet tanpa membaca terlebih dahulu. Oleh karena itu budaya membaca perlu dipupuk kembali.
Kenyataan di atas menumbuhkan kekhawatiran pemerintah dan mayarakat Indonesia umumnya terhadap perkembangan bangsa Indonesia di masa depan. Karakter dan semangat membaca mulai pudar akhir-akhir ini. Hal ini dibuktikan apabila kita berkunjung ke beberapa perpustakaan bahkan ke toko-toko buku terlihat sepi pengunjung, padahal dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia, pendidikan budaya dan karakter bangsa dapat dilakukan melalui pembelajaran membaca. Dengan membaca, seseorang akan memperoleh berbagai informasi. Informasi yang diperoleh tersebut dapat memperkaya khasanah pengetahuannya, selanjutnya pengetahuan yang diperoleh tersebut dapat diungkapkan kembali melalui tulisan. Begitu pula dengan menulis, ungkapan pengetahuan atau informasi dalam bentuk tulisan, akan memperkaya pengetahuan dan latar informasi bagi pembacanya.
Melalui membaca, seseorang akan merasakan perubahan dalam dirinya. Karena salah satu fungsi bacaan adalah mampu mempengaruhi orang-orang yang membacanya. Membaca buku bisa mempengaruhi dan atau mengubah pola pikir dan pola tindak seseorang. Seperti diungkapkan Wibowo (2006) bahwa seseorang sudah bisa dikatakan pembaca yang “berhasil”, bila terjadi perubahan dalam dirinya. Perubahan itu mengarahkan seseorang menjadi penulis. Jadi jelaslah bahwa antara membaca dan menulis mempunyai hubungan yang erat. Seseorang yang pandai membaca seharusnya mampu mengungkapkan apa yang dibacanya dalam sebuah tulisan. Selanjutnya, seseorang yang mampu dan pandai menulis disebabkan salah satunya adalah kegemarannya membaca. Informasi yang diperolehnya dari membaca menjadi latar informasi bagi dirinya untuk menulis.
Beberapa penemu ternama seperti Thomas Alva Edison gemar membaca bahkan hasil penemuannya itu di peroleh karena dia gemar membaca, Edison sangat senang mempelajari sesuatu dan membaca buku-buku yang ada. Dari semua yang dipelajarinya, Edison menerapkan pelajaran tersebut dengan cara bereksperimen di laboratorium kecilnya. Edison tinggal di laboratoriumnya, hanya tidur 4 jam sehari, dan makan dari makanan yang dibawa oleh asistennya ke laboratoriumnya. Edison melakukan percobaan dan eksperimen terus menerus hingga penemuan-penemuannya menjadi sempurna, Albert Einstein yang menemukan teori foton cahaya lebih senang belajar mandiri dengan cara meminjam catatan temannya, dan membacanya dan masih banyak lagi penemu-penemu ternama yang gemar membaca. Hal itu menunjukkan bahwa membaca sangat – sangat penting dan sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan maupun masyarakat.
Pudarnya semangat membaca secara tidak langsung akan mempengaruhi karakter siswa, siswa akan lebih senang mengerjakan tugas dengan cara instan, seperti mengerjakan tugas dengan cara mencopy pekerjaan teman bahkan hanya mengupload di intenet tanpa membaca terlebih dahulu. Oleh karena itu budaya membaca perlu dipupuk kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar